Thursday, April 26, 2012
(Seputar benua yang hilang) Atlantis .. Misteri yg Abadi
created by icHaaWe at 4/26/2012 05:01:00 AM 61 comments
Labels: BeRiTa FoTo, cerita rakyat
Tuesday, June 14, 2011
Dongeng dan Cerita Rakyat Indonesia.
Bingung punya 2 blog, mau di apdet yang mana duluan. Akhirnya sekarang aku memutuskan tuk blog yang disana untuk nge post kehidupan pribadi sehari2. Sedangkan blog ini tuk tempat info2 aja.
Secara aku suka sama dongeng dan cerita rakyat Indonesia dan dunia. So mulai hari ini, untuk koleksi pribadi, aku mau posting2 cerita atau dongeng2 rakyat Indonesia.
Dongeng2 itu sendiri aku kopas dari berbagai sumber. DAn akan aku kumpulin disini. Berharap suatu saat anak2ku bisa tinggal nyari cerita2 dan dongeng rakyat di Blog mamanya sendiri :D ... Lumayan toh, ga perlu mahal2 beli buku. Ehehehe
Karena aku orang Palembang, Jadi aku mulaih dengan Cerita dari daerah palembang sumatera bagian selatan.
Si Pahit Lidah
Tersebutlah kisah seorang pangeran dari daerah Sumidang bernama Serunting. Anak keturunan raksasa bernama Putri Tenggang ini, dikhabarkan berseteru dengan iparnya yang bernama Aria Tebing. Sebab permusuhan ini adalah rasa iri-hati Serunting terhadap Aria Tebing.
Dikisahkan, mereka memiliki ladang padi bersebelahan yang dipisahkan oleh pepohonan. Di bawah pepohonan itu tumbuhlah cendawan. Cendawan yang menghadap ke arah ladang Aria Tebing tumbuh menjadi logam emas. Sedangkan jamur yang menghadap ladang Serunting tumbuh menjadi tanaman yang tidak berguna.
Perseteruan itu, pada suatu hari telah berubah menjadi perkelahian. Menyadari bahwa Serunting lebih sakti, Arya Tebing menghentikan perkelahian tersebut. Ia berusaha mencari jalan lain untuk mengalahkan lawannya. Ia membujuk kakaknya (isteri dari Serunting) untuk memberitahukannya rahasia kesaktian Serunting.
Menurut kakaknya Aria Tebing, kesaktian dari Serunting berada pada tumbuhan ilalang yang bergetar (meskipun tidak ditiup angin). Bermodalkan informasi itu, Aria Tebing kembali menantang Serunting untuk berkelahi.
Dengan sengaja ia menancapkan tombaknya pada ilalang yang bergetar itu. Serunting terjatuh, dan terluka parah. Merasa dikhianati isterinya, ia pergi mengembara.
Serunting pergi bertapa ke Gunung Siguntang. Oleh Hyang Mahameru, ia dijanjikan kekuatan gaib. Syaratnya adalah ia harus bertapa di bawah pohon bambu hingga seluruh tubuhnya ditutupi oleh daun bambu. Setelah hampir dua tahun bersemedi, daun-daun itu sudah menutupi seluruh tubuhnya. Seperti yang dijanjikan, ia akhirnya menerima kekuatan gaib. Kesaktian itu adalah bahwa kalimat atau perkataan apapun yang keluar dari mulutnya akan berubah menjadi kutukan. Karena itu ia diberi julukan si Pahit Lidah.
Ia berniat untuk kembali ke asalnya, daerah Sumidang. Dalam perjalanan pulang tersebut ia menguji kesaktiannya. Di tepian Danau Ranau, dijumpainya terhampar pohon-pohon tebu yang sudah menguning.
Si Pahit Lidah pun berkata, "jadilah batu."
Maka benarlah, tanaman itu berubah menjadi batu. Seterusnya, ia pun mengutuk setiap orang yang dijumpainya di tepian Sungai Jambi untuk menjadi batu.
Namun, ia pun punya maksud baik. Dikhabarkan, ia mengubah Bukit Serut yang gundul menjadi hutan kayu. Di Karang Agung, dikisahkan ia memenuhi keinginan pasangan tua yang sudah ompong untuk mempunyai anak bayi
Diadaptasi secara bebas dari
Ny. S.D.B. Aman,"Si Pahit Lidah,"
Folk Tales From Indonesia, Jakarta: Djambatan, 1976, pp. 25-28
http://www.seasite.niu.edu/indonesian/Budaya_Bangsa/Cerita_Rakyat/sumatra_selatan.htm
created by icHaaWe at 6/14/2011 11:18:00 PM 19 comments
Labels: Dongeng Indonesia, Dongeng Sumsel
Tuesday, May 31, 2011
Teruntuk Ibu ...
Karena sedang mellow, hari ini posting disini dan disana. Walau banyak sebenernya yg ingin aku tumpahkan. Ah sesak, enyahlah dirimu!!!
Seperti beberapa waktu yang lalu, entah untuk yang ke berapa kalinya, lagi-lagi siang ini aku tiba-tiba ingin berlari ke tempat itu. Merasa aku akan menemuimu yang sedang menunggu. Kutinggal begitu saja komputerku yang menyala dan berlari bergegas kesana.
Tapi kau tak ada!
Hanya ada gundukan tanah merah, tertancap sebatang kayu bertulis namamu, tanggal lahir dan wafatmu. Serta kepedihan yang menyelimuti ruang dan waktuku. Seketika meleleh air mata, perih, dan perasaan duka yang begitu dalam.
Seburat senyummu ibu, belaian tangan serta tatap mata sejukmu. Gelak bahana tawamu yang begitu khas, selalu mendatangkan kenangan tersendiri akan dirimu.
Ibu, mungkin aku sekarang sudah tumbuh dewasa. Aku bukan lah lagi putri kecilmu yang manja seperti dulu. Tapi aku masih membutuhkan pelukkan mu ibu. Merindukan tepuk-tepuk halus menenangkan dipunggungku. Menginginkan bisikan darimu, "Jangan khawatir nak, ibu disini"
Lebaran ini aku datang bu. Untuk mencium lembut tanganmu, memohon maaf atas kesalahan2ku yang pernah kuperbuat padamu. Begitu ingin memelukmu seraya mengucapkan berjuta terima kasih atas cinta tulus mu padaku.
Bu, lebaran ini aku juga ingin dibuatkan ketupat dan opor ayam. Juga sayur buncis, serta sambal hati ayam yang begitu lezat itu. Dan menyantapnya bersamamu.
Seharusnya. Seharusnya itulah yang terjadi. Setidaknya, itulah yang kubayangkan akan terjadi di hari fitrah ini. Tapi lihatlah apa yang kulakukan. Aku mengucapkannya di depan nisanmu. Tidak seperti yang kubayangkan. Tidak ada ketupat dan opor ayam yang terlezat dari olahan tangamu. Dan kehangatan di tengah keluarga. Tawa riang dan tatapan penuh cinta darimu.
Kutabur genggam terakhir bunga yang kubawa di atas tanahnya yang basah. Kuusap nama yang tertulis di nisanmu sekali lagi. Dan kutitipkan cium penuh kasih untukmu.
Aku akan terus berusaha menerima kenyataan ini. Tapi aku sama sekali belum bisa menghentikan air mata yang mengalir setiap saat aku mengenangmu, sedang setiap hela nafas dan detak jantung aku mengenangmu.
Aku mencintaimu ibu. Sebuah cinta yang tak akan hilang ditelan bumi.
Al-Fatihah untuk ibunda tersayang. Zainab Gani, 11 April 2007.
created by icHaaWe at 5/31/2011 04:47:00 AM 10 comments
Labels: curhat, Tentang Wanita
Sunday, May 8, 2011
Hujan itu Berkah
Untuk masyarakat Indonesia. Kata Banjir sudah jadi santapan biasa. Dari mulai genangan air sampai banjir bandang sudah sempat bahkan sering menyerang negara kita tercinta. Penyebab banjir itu sendiri beragam. Di kota Jakarta misalnya. Hujan yang begitu deras akan dengan mudah menyebabkan banjir di Jakarta. Akibat lainnya dari hujan adalah macet. Seakan kota dengan seribu pesona itu sudah berubah julukan menjadi kota macet dan langganan banjir. Belum lagi isu2 yang sempat beredar, yang menyatakan kota Jakarta terancam TENGGELAM!!! ... Serem amat siiiiy.
Aku sendiri bosan dengan ocehan2 serta keluhan2 yang dibuat terlalu hiperbola oleh masyarakat kita sendiri. Terkadang juga terlalu berpikir sempit, jika terjadi banjir, yang disalahkan pemerintah. Hadeuh2 ... Eits, tapi jangan salah tanggap yah. Aku bukan ingin membela pemerintah dalam hal ini. Tp coba dipikir. Kota Doha contohnya. Kota padang pasir, yang kuantitas turun hujannya bisa dihitung jari selama setahun. Ketika hujan datang, sehariiii aja. Coba kamu liat, bagaimana genangan air dijalan2nya??? Itu baru sehari loooh!!! Dan hujannya pun bukanlah hujan badai dahsyat seperti dijakarta.
Tapi mana ada masayarakatnya yang menyalahkan pemerintah. Ga becus bangun gorong2 lah, ga becus ini lah itulah ... seakan2 penyebab banjir adalah dr tangan pemerintah.
Teman, hujan itu lah adalah berkah dan anugerah yang diturunkan Tuhan dr langit. Guna hujan itu banyak sekali, air2 tidak hanya diturunkan dr langit begitu saja tanpa ada arti dibaliknya.
Contoh Masyarakat2 di padang pasir seperti Qatar, UAE, Saudi Arabia ... se modern apapun, sekaya apapun negara mereka, tetapi untuk merasakan hujan??? mereka harus menjalan kan salat istisqa agar Allah sudi menurunkan hujan di kotanya.
Kita?? sebagai masyarakat Indonesia?? yang terlahir di negara yang begitu subur dan bercurah hujan tinggi, yang tidak perlu memohon2 pun Allah sudah memberi kita hujan. Dan nikmat itu justru kita ingkari. Kita caci. Doooh bete deeeh ujan lagi ujan lagi ...
Maka yang mana satu di antara nikmat-nikmat Tuhan kamu, yang kamu hendak dustakan (wahai umat manusia dan jin)? (QS: Ar-Rahman 55:13)
created by icHaaWe at 5/08/2011 03:23:00 AM 24 comments
Labels: BeRiTa FoTo, curhat, Qatar, seRba seRbi