Tuesday, June 14, 2011

Dongeng dan Cerita Rakyat Indonesia.

Bingung punya 2 blog, mau di apdet yang mana duluan. Akhirnya sekarang aku memutuskan tuk blog yang disana untuk nge post kehidupan pribadi sehari2. Sedangkan blog ini tuk tempat info2 aja.

Secara aku suka sama dongeng dan cerita rakyat Indonesia dan dunia. So mulai hari ini, untuk koleksi pribadi, aku mau posting2 cerita atau dongeng2 rakyat Indonesia.

Dongeng2 itu sendiri aku kopas dari berbagai sumber. DAn akan aku kumpulin disini. Berharap suatu saat anak2ku bisa tinggal nyari cerita2 dan dongeng rakyat di Blog mamanya sendiri :D ... Lumayan toh, ga perlu mahal2 beli buku. Ehehehe

Karena aku orang Palembang, Jadi aku mulaih dengan Cerita dari daerah palembang sumatera bagian selatan.

Si Pahit Lidah

Tersebutlah kisah seorang pangeran dari daerah Sumidang bernama Serunting. Anak keturunan raksasa bernama Putri Tenggang ini, dikhabarkan berseteru dengan iparnya yang bernama Aria Tebing. Sebab permusuhan ini adalah rasa iri-hati Serunting terhadap Aria Tebing.

Dikisahkan, mereka memiliki ladang padi bersebelahan yang dipisahkan oleh pepohonan. Di bawah pepohonan itu tumbuhlah cendawan. Cendawan yang menghadap ke arah ladang Aria Tebing tumbuh menjadi logam emas. Sedangkan jamur yang menghadap ladang Serunting tumbuh menjadi tanaman yang tidak berguna.



Perseteruan itu, pada suatu hari telah berubah menjadi perkelahian. Menyadari bahwa Serunting lebih sakti, Arya Tebing menghentikan perkelahian tersebut. Ia berusaha mencari jalan lain untuk mengalahkan lawannya. Ia membujuk kakaknya (isteri dari Serunting) untuk memberitahukannya rahasia kesaktian Serunting.

Menurut kakaknya Aria Tebing, kesaktian dari Serunting berada pada tumbuhan ilalang yang bergetar (meskipun tidak ditiup angin). Bermodalkan informasi itu, Aria Tebing kembali menantang Serunting untuk berkelahi.



Dengan sengaja ia menancapkan tombaknya pada ilalang yang bergetar itu. Serunting terjatuh, dan terluka parah. Merasa dikhianati isterinya, ia pergi mengembara.

Serunting pergi bertapa ke Gunung Siguntang. Oleh Hyang Mahameru, ia dijanjikan kekuatan gaib. Syaratnya adalah ia harus bertapa di bawah pohon bambu hingga seluruh tubuhnya ditutupi oleh daun bambu. Setelah hampir dua tahun bersemedi, daun-daun itu sudah menutupi seluruh tubuhnya. Seperti yang dijanjikan, ia akhirnya menerima kekuatan gaib. Kesaktian itu adalah bahwa kalimat atau perkataan apapun yang keluar dari mulutnya akan berubah menjadi kutukan. Karena itu ia diberi julukan si Pahit Lidah.

Ia berniat untuk kembali ke asalnya, daerah Sumidang. Dalam perjalanan pulang tersebut ia menguji kesaktiannya. Di tepian Danau Ranau, dijumpainya terhampar pohon-pohon tebu yang sudah menguning.

Si Pahit Lidah pun berkata, "jadilah batu."

Maka benarlah, tanaman itu berubah menjadi batu. Seterusnya, ia pun mengutuk setiap orang yang dijumpainya di tepian Sungai Jambi untuk menjadi batu.

Namun, ia pun punya maksud baik. Dikhabarkan, ia mengubah Bukit Serut yang gundul menjadi hutan kayu. Di Karang Agung, dikisahkan ia memenuhi keinginan pasangan tua yang sudah ompong untuk mempunyai anak bayi



Diadaptasi secara bebas dari

Ny. S.D.B. Aman,"Si Pahit Lidah,"

Folk Tales From Indonesia, Jakarta: Djambatan, 1976, pp. 25-28


http://www.seasite.niu.edu/indonesian/Budaya_Bangsa/Cerita_Rakyat/sumatra_selatan.htm



Klik sini untuk lanjutannya.....